Thursday, April 25, 2024
HomeGagasanLiputan KhususHajjan Mabruuran dan Civitas Metropolitana

Hajjan Mabruuran dan Civitas Metropolitana

daniel mohammad rosyid

Dalam perspektif sejarah, Haj adalah tahapan terakhir pembentukan masyarakat Islam yang dipimpin oleh Muhammad Rasulullah SAW. Sebelumnya didahului oleh tahapan syahadat, sholat, zakat, dan shaum.

Al-Islam sebagai pranata kehidupan bersama ad-diin masyarakat yang plural dibangun melalui kelima tahapan tersebut sebagai sebuah proses perubahan sebuah masyarakat Jahilliyah menjadi masyarakat Madiinah.

Rukun Islam adalah instrumen manajemen perubahan masyarakat yang revolusioner. Masyarakat jahily ditransformasikan menjadi masyarakat baru yang dibangun dengan ilmu, yaitu Al Qur’an. Masyarakat jahily dibangun dengan dongeng, mitos dan tahayul.

Rukun Islam adalah instrumen taghyirah (perubahan) sebagai wujud dari maghfirah (ampunan) menuju masyarakat yang berkehidupan penuh berkah at tahiyyatul mubarakah sesuai harapan sholawat yang membawa kebaikan thoyyibaat sesuai ajaran Allah SWT lillah. Ampunan adalah wujud dari perubahan menjadi lebih baik.

Mitos dan tahayul yang menjadi pedoman hidup masyarakat jahiliy adalah pandangan yang memuja penghambaan pada alam benda (materialisme). Inilah yang kemudian berkembang menjadi saintisme. Pemujaan pada dunia berkembang menjadi hedonisme yang memuja kenikmatan jasadiy. Inilah yang menjadi pondasi masyarakat akhir zaman ini yang sekarang menghadapi ancaman environmental collapse dan perang nuklir.

Mitos dan tahayul lainnya adalah pandangan yang memuja manusia sebagai superman. Dalam masyarakat jahiliy itu, pendapat para dukun, pendeta, dan pemuka agama sesat dijadikan acuan. Kedua profesi itu sangat disegani dan memiliki maqom yang tinggi. Mereka menulis konsep-konsep sendiri lalu dinyatakan sebagai konsep yang datang dari Allah, untuk harga atau bayaran recehan. Masyarakat seperti inilah yang dihadapi Yesus maupun Muhammad. Kedua tokoh nabi ini menjanjikan ampunan (kehidupan baru) secara pro bono sehingga mengguncang pasar fatwa.

Mitos dan tahayul hedonistik itu subur dalam sistem riba nekolemik yang oleh Islam dihancurkan oleh ajaran zakat sebagai pranata ekonomi berkeadilan dan berkelanjutan. Selanjutnya mu’min digembleng melalui shaum sebagai pranata pertahanan diri agar manusia sanggup hidup sederhana dan siap berzakat. Hanya dengan kemampuan mengendalikan nafsu bendawinya manusia bisa menyelamatkan diri dari kehancuran akibat eksploitasi alam dan penjajahan demi penguasaan sumber-sumberdaya.

Mitos dan tahayyul manusia superman oleh Islam dihancurkan oleh ajaran Qurban dan Haj. Musuh terbesar manusia seringkali bukan orang lain, tetapi keakuannya sendiri. Pemujaan atas manusia sebagian telah berkembang menjadi nasionalisme sebagai bentuk glorified tribalism yaitu pandangan bahwa sebuah suku atau bangsa lebih hebat daripada yang lain. Dalam prosesi Qurban dan haji itu keakuan (kesombongan) manusia disembelih untuk ditundukkan pada pengabdian semata pada Allah SWT yang oleh sebagian ulama disebut tauhid dengan Ibrahim sebagai model. Manusia dijadikan dalam bentuk laki-laki dan perempuan, kemudian menjadi suku dan bangsa, untuk saling berkenalan dan berbuat ma’ruf sesamanya, bukan saling eksploitasi nasionalistik. Diproklamasikan dalam Haj ini bahwa manusia memiliki derajad yang sama apapun bangsa dan posisi sosialnya. Yang membedakan manusia hanya ketakwaanya saja.

Haj dengan demikian adalah resep perubahan tahap terakhir pembentukan masyarakat madaniyah. Hal ini oleh Rasulullah SAW telah diwujudkan dalam masyarakat di kota Madinah yang majemuk. Para mu’min adalah unsur civitas metropolitana di Madinah yang terpenting. Di kota Madinah itulah pranata Islam ditegakkan sebagai rahmatan lil ‘aalamiin yang kemudian telah menjadi cahaya peradaban baru selama paling tidak 700 tahun. Hajjan mabruuran adalah duta bagi sebuah civitas metropolitana di kampung halaman masing-masing.

Dari Mekkah al-Mukaaramah ini, Hajjan mabruuran adalah harapan perubahan baru di planet ini.

Bat-ha Qurraisy Mekkah, Saudi Arabia

DANIEL MOHAMMAD ROSYID

Guru Besar ITS Surabaya Tengah Haji di Saudi Arabia

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular