Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 sudah semakin dekat, beberapa kandidat sudah mulai bermunculan seperti Ahmad Dhani, Sandiaga Uno, Yusril Ihza Mahendra, Sanusi, Adhyaksa Daut dan lain-lain. Masing-masing kandidat sudah mulai menebar pesona, ada yang blusukan ke pasar-pasar, ada yang mendatangi warga di daerah-daerah kumuh, ada juga yang bersilahturahim dengan tokoh-tokoh agama.
Organisasi Masyarakat, Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO), melakukan wawancara dengan warga Pribumi Jakarta yang berdomisili di beberapa kecamatan ibukota terkait kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta saat ini dan Pilkada DKI 2017.
Warga pribumi sangat mengharapkan DKI dipimpin oleh seorang laki-laki sejati, seorang yang membela warganya dan tidak meyalahkan warganya, seorang yang berwibawa dan berjiwa patriot. Pemimpin yang memahami sejarah bangsa dan negerinya, berjiwa nasionalis, bertekad mengangkat harkat dan martabat warga pribumi. Seorang gubernur yang mengerti seni dan budaya, peduli terhadap pendidikan dan kesehatan.
Gubernurnya tukang becak, tukang bakso, tukang jual tempe, gubernurnya rakyat kecil yang sekecil-kecilnya. Gubernur yang rendah hati, berbicara santun dengan siapapun, mau dengan orang kaya maupun dengan orang miskin, gubernur yang bercita-cita mensejahterakan rakyat kecil yang tinggal daerah-daerah kumuh di pinggir-pinggir sungai. Seorang Gubernur yang adil mampu menciptakan ruang ekonomi bagi warga pribumi jakarta sehingga warga mampu memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, pendidikan, kesehatan dan memiliki tabungan hari tua.
Gubernur ini mengerti bagaimana mengangkat derajat kehormatan masyarakat kecil, dan memindahkan masyarakat kecil dari daerah-daerah kumuh ke daerah yang lebih baik, dan memberi kesempatan mereka untuk memiliki tempat tinggal yang layak, bukannya memindahkan ke rusun-rusun yang tidak bisa dimiliki tetapi malah menyewa. Seorang Gubernur yang mengerti bagaimana caranya memberantas kemiskinan tanpa harus memberantas rakyat miskin.
Dalam wawancara dengan warga pribumi Jakarta terkait dengan kepemimpinan saat ini, ternyata banyak dari mereka yang kecewa dengan kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama. Warga pribumi Jakarta menilai BTP sebagai pemimpin yang arogan, sering berkata kasar, sering melakukan tindakan sewenang-wenang, sering menindas rakyat kecil, menggusur warga pribumi Jakarta, gemar mencari kambing hitam, suka menuduh rakyat kecil dengan hal-hal negatif, suka mencaci maki, suka meyalahkan rakyat, menghina rakyat kecil, ia juga sering berbohong kepada warga tanpa merasa bersalah.
Di sisi lain BTP sangat kelihatan memanjakan institusi TNI/Polri dengan dana-dan hibah dan dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan swasta berupa uang dan fasilitas, dan pada akhirnya TNI/Polri tunduk terhadap perintah-perintah BTP, walaupun perintah itu untuk mengintimidasi rakyat kecil yang akan digusur. BTP juga terkesan lebih berpihak kepada para pengusaha besar daripada warga pribumi Jakarta yang mayoritas masih miskin.
Tahun demi tahun warga pribumi Jakarta tetap diminta bersabar menghadapi kesulitan dan penindasan, janji-janji manis hanya terucap pada saat kampanye saja, hingga sekarang buktinya warga pribumi Jakarta semakin melarat, semakin tersingkir dari tanah kelahirannya sendiri. Warga pribumi Jakarta sudah tidak percaya lagi dengan BTP. Rakyat sudah pintar, walaupun media massa sudah terlalu memihak kepada BTP, warga pribumi Jakarta tidak akan terpengaruh dengan propaganda-propaganda yang selalu memberitakan yang bagus-bagus saja tentang BTP.
Satu saat nanti pasti akan muncul pemimpin Jakarta yang memihak kepada rakyat miskin warga DKI. Seorang gubernur yang sudah dinanti-nanti oleh warga pribumi Jakarta. Siapakah dia? Mudah-mudahan ia muncul dan terpilih di Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti.
BASTIAN P. SIMANJUNTAK
Presiden Gerakan Pribumi Indonesia (GEPRINDO)
