Saturday, April 20, 2024
HomeGagasanAwas, Indonesia Sedang "Di-ASTRA-kan" Oleh Rini Soemarno

Awas, Indonesia Sedang "Di-ASTRA-kan" Oleh Rini Soemarno

download (1)

Masih kuat di ingatan kita semua tentang detik-detik peristiwa krisis moneter yang melahirkan gerakan reformasi yang menjatuhkan rezim Orde Baru. Saat itu, krisis moneter bagaikan tsunami yang menggulung tanpa ampun sejumlah perusahaan yang terlilit utang dan berakibat pada hilangnya kepemilikan saham mayoritas dari pemiliknya.

Astra International adalah salah satu perusahaan besar yang digulung oleh krisis moneter yang  berakibat pada hilangnya kepemilikan majority keluarga konglomerat William Soeryajaya di Group Astra International. Saat itu, Rini MS Suwandi alias Rini Soemarno yang dipercayakan oleh William untuk  memimpin Astra International sebagai Presiden Direktur.

Hilangnya kepemilikan majority keluarga William di dalam Astra International tersebut akibat kebijakan over leverage pengunaan pinjaman dari bank luar negeri dengan mengabaikan prinsip kehati-hatian dan memperhatikan keadaan ekonomi yang mulai melemah yang dilakukan oleh Rini Soemarno.

Rini Soemarno yang memang berlatar belakang sebagi mantan pegawai Citibank telah menyeret Grup Astra International yang  dibelit pinjaman luar negeri yang menggunung di tengah terpuruknya bisnis otomotif.

Kasus berkurangnya  kepemilikan majority keluarga William Soeryajaya di Astra International bisa terjadi juga dalam sebuah negara dimana kontrol atau saham  majority negara di BUMN bisa berkurang atau hilang sama sekali.

Om Willem — panggilan akrab William Soeryadjaya — adalah kenangan manis bagi PT Astra International (AI). Dialah yang membangun dan membesarkan perusahaan otomotif ini hingga menjadi perusahaan papan atas di Indonesia, dan beranak pinak menjadi puluhan perusahaan.

Namun, di tengah keadaan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap US dollar yang menyebabkan terpuruknya pasar otomotif di Indonesia, Om William akhirnya melepas seluruh kepemilikan sahamnya di Astra International untuk me-nomboki kewajiban terhadap utang luar negeri.

Sebenarnya Astra International yang dipimpin oleh Rini Suwandi (Soemrno) telah melanggar prinsip kehati-hatian, apalagi saat itu anak perusahaan Astra International juga  didorong oleh Rini untuk meminjam dana dari bank-bank luar negeri, akibatnya disaat terjadi krisis moneter, anak anak perusahaan Astra  tersebut dililit oleh utang yang menggunung.  Bertambahlah beban tanggungan Astra International sebagai Induknya.

Sekarang kita berasumsi dengan tindakan Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN yang berhasil memburu pinjaman ke China Development Bank sebesar 3 Miliar US dollar dengan mengunakan tiga bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI dan BRI. Hampir mirip jika diasumsikan Astra International sebagai Negara Indonesia dan BUMN yang pinjaman duit atas jaminan negara sebagai Anak Perusahaan Astra International.

Demikian juga keadaan ekonomi  saat ini juga tidak berbeda dengan kondisi ekonomi tahun 1997 yang ditandai dengan makin menurunnya pertumbuhan ekonomi serta makin meningkatnya nilai kurs US dollar terhadap rupiah.

Apalagi pinjaman dari China Development Bank tersebut juga diduga akan digunakan pada proyek-proyek yang mangkrak milik keluarga JK dan keluarga Soemarno seperti pembiayaan pengembalian pabrik motor Kanzen, dan banyak lagi proyek-proyek infrastruktur pemerintah yang tendernya akan dimenangkan oleh keluarga Soemarno dan keluarga JK.

Dalam kondisi seperti itu, secara teknis — bukan secara cash flow — Astra International bisa dinyatakan default. Itu berarti, kapanpun semua kreditor dapat menarik kembali uang yang dipinjamkannya, baik pinjaman jangka pendek maupun panjang.

Bagaimana jika nantinya dalam waktu dua  tahun ke depan tiga Bank BUMN tersebut default tidak bisa bayar atau gagal bayar utang karena tidak punya dana tunai yang cukup. Buntutnya, bisa saja kreditor mengajukan pailit agar dapat segera menjual Bank Mandiri, BNI dan BRI atau menguasai saham majority ketiga bank BUMN tersebut. Semoga tidak.

FX ARIEF POYUONO

Ketua FSP BUMN Bersatu

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular