Friday, April 19, 2024
HomeEkonomikaAPT2PHI: Aneh, Kita Ekspor Benih Jagung Kok Malah Jadi Importir Jagung

APT2PHI: Aneh, Kita Ekspor Benih Jagung Kok Malah Jadi Importir Jagung

ilustrasi. (Foto: istimewa)
ilustrasi. (Foto: istimewa)

JAKARTA – Ketua Umum Asosiasi Pedagang Dan Tani Tanaman Pangan Dan Holtikultura Indonesia (APT2PHI), Rahman Sabon Nama, dalam wawancara dengan media pers pada Kamis (25/2/2016) terkait petani, peternak dan produsen menjerit akibat melambungnya harga jagung. Sabon Nama mengatakan pada pers bahwa kiprah negeri agraris ini memang aneh tapi nyata.

“Setelah 71 tahun Indonesia merdeka, negeri ini pernah dihiasi keberhasilan pertanian di masa lalu yang patut disyukuri dan diteladani. Indonesia pernah mencapai surplus beras dan mengirim sebagian berasnya untuk India yang mengalami bencana, juga dikenal sebagai eksportir gula ke berbagai negara sehingga mampu dikenal sebagai negara berswasembada beras dan gula,” ujar Sabon Nama.

Menurut Sabon, politik swasembada yang kerap digembar-gemborkan hanya menjadi slogan pencitraan Menteri Pertanian. Padahal menurutnya, fokus Presiden Jokowi dalam pembangunan infrastruktur menjadi sangat penting. Hal itu dikarenakan 60% keberhasilan pembangunan pertanian ditentukan oleh faktor infrastruktur sedangkan 40% ditentukan dari internal pertanian itu sendiri.

“Terkait sulitnya petani, peternak dan produsen mendapatkan pakan ternak jagung karena mahalnya harga jagung, menurut pengetahuan saya jagung curah impor stok Perum Bulog cukup banyak tapi tidak digunakan untuk stabilisasi harga. Bulog menjual dengan harga Rp 3.600/kg, sedangkan harga jagung petani di tingkat pedagang di Jawa Timur dan Jawa Tengah lebih murah yakni Rp 3.200/kg,” papar Sabon.

Sabon menjelaskan, sejak 2012 Indonesia mengekspor benih jagung jenis hibrida sebanyak 3000 ton/tahun, dan anehnya tiap tahun juga Indonesia mengimpor jagung dengan kuantitas cukup banyak. Kini pengalihan impor jagung dari importir produsen dialihkan menjadi monopoli Bulog.

“Kini masyarakat petani bertanya pada Direksi Perum Bulog kenapa Bulog tidak bisa memainkan peran sebagai pengendali harga? Pada kesempatan ini saya minta agar Dirut Bulog Gatot Kusumayakti dapat membantu APT2PHI DKI Jakarta bisa membeli jagung Bulog untuk kebutuhan anggota APT2PHI petani produsen pakan ternak CV Matahari Cirobon, CV Cargil Bogor, CV Inti Pangan Cilacap, CV Multi Pangan Indonesia Pekalongan, UD Rizky Bogor, PD Mulya Abadi Cimahi dan CV Jasa Abadi Cianjur,” tegas Sabon Nama.

Sementara itu, menurut keterangan Ir.H. Rizaldi selaku Ketua APT2PHI DKI Jakarta, pihaknya sudah 3 minggu mengajukan pembelian ke Bulog tapi belum ada realisasi. Di sisi lain harga jagung melambung tinggi di pasaran.

Padahal menurut Rizaldi, pada bulan Maret ini para petani akan memasuki panen raya. Pihaknya mendesak Bulog cepat merespon kebutuhan industri pakan peternak yang tergolong UMKM dimana sudah seharusnya menjadi prioritas untuk dibantu pemerintah dalam hal ini Bulog.

“Dan Bulog seharusnya tidak menahan stok ketika produsen pakan ternak membutuhkannya,” pinta Rizaldi.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular