Friday, March 29, 2024
HomePolitikaNasional4 Buku Denny JA Sorot Dinamika Pilpres 2019

4 Buku Denny JA Sorot Dinamika Pilpres 2019

 

JAKARTA – Konsultan politik Denny JA melalui lembaga survei yang ia dirikan, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menghadirkan empat buku sebagai rekaman dinamika Pilpres 2019.

“Putusan Mahkamah Konstitusi 27 Juni 2019 menutup rangkaian pemilu presiden yang panjang. Namun, dinamika opini publik sepanjang pemilu presiden itu tetap dapat dirasakan kembali melalui empat buku ini,” ujar Denny JA dalam keterangan tertulisnya yang diterima Redaksi, Sabtu (29/6/2019).

Buku pertama adalah buku yang merekam opini publik yang diperoleh melalui survei nasional. Sepanjang Juli 2018 hingga April 2019, LSI Denny JA melakukan survei setiap bulan dan konferensi pers dua kali sebulan.

Dari serial 10 kali survei nasional dan 20 konferensi pers itu, publik bisa membaca kembali aneka temuan penting. Temuan penting itu seperti, LSI Denny JA menyatakan Reuni 212 tak banyak berpengaruh. Atau Program populis Jokowi seperti Kartu Pintar dan Sertifikat Tanah Gratis membuat Jokowi unggul telak pada pemilih wong cilik. Buku ini diberi judul: “Mendengar Opini Publik.”

Kedua, buku yang lebih unik lagi. Denny JA menyatakan, mungkin ini buku pertama di dunia yaitu rekaman 500 meme politik Denny JA sepanjang pemilu presiden.

Denny mengakui, nyaris tiap hari ia membuat tiga meme politik merespons situasi. Meme politik itu tak hanya berisi celotehan, olok-olok, tapi juga perspektif yang bisa memframing kejadian aktual. Buku itu diberi judul, “Katakanlah dengan Meme.”

Ketiga, buku yang juga unik. Disamping membuat survei nasional dan meme, Denny JA juga rajin mengulas dan memberi penjelasan situasi pemilu presiden mutakhir. Data, teori, dan sentimen mewarnai sekitar 70 tulisan Denny JA. Mayoritas tulisan berbentuk esai. Ada pula respons atas situasi politik yang dituliskan Denny dalam bentuk puisi dan cerpen. Buku itu diberi judul: “Merenungkan Pemilu Presiden.”

Keempat, buku yang tak kalah unik. Menurut Denny JA, pemilu presiden seharusnya juga menjadi panggung pertarungan gagasan. Denny menuliskan esai soal NKRI Bersyariah atau Ruang Publik Yang Manusiawi. Denny merespons gagasan yang diusung Reuni 212.

“Negara di dunia barat lebih islami dibandingkan negara Islam di Timur Tengah,” kata dia.

Denny memberikan data yang sudah dimapankan dalam Islamicity Index. Apa yang Islami itu sebenarnya juga apa yang manusiawi. Substansi lebih penting ketimbang label.

Dan semua negara Eropa yang lebih islami menerapkan demokrasi dan hak asasi manusia, bukan sistem dengan syariat agama. Esai Denny JA mendapatkan respons hangat dari 21 pakar seperti Yusril Ihza Mahendra, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, Nursyahbani Katjasungkana, dan sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam.

Buku keempat itu diberi judul: “NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi.” Judul esai Denny JA dijadikan judul buku itu.

Selain dalam bentuk buku, Denny JA dan LSI juga merekam dinamika opini publik Pilpres 2019 dalam bentuk video Youtube. Empat pengantar diskusi Denny JA soal pemilu presiden di Youtube menjadi viral, dengan view sekitar 1 juta.

Dalam Youtube itu, ada sesi Denny JA menjelaskan bahwa dari hasil survei, publik menginginkan lahirnya pemerintahan yang kuat untuk menumbuhkan ekonomi. Isu persatuan Indonesia harus dihidupkan kembali. Pilpres 2019 cukup membelah masyarakat.

“Saya sungguh beruntung ikut menjadi saksi dan terlibat memenangkan capres empat kali berturut-turut, 2004, 2009, 2014, dan 2019. Memang Pilpres 2019 yang paling membelah. Karena itu dinamika Pilpres 2019 layak diabadikan dalam empat buku, untuk menjadi pelajaran generasi mendatang,” papar Denny JA.

(bm/bti)

RELATED ARTICLES

Most Popular