Wednesday, April 24, 2024
HomeSains TeknologiKesehatan1 Pasien Wafat Saat Libur Lebaran, Kadis Kesehatan DKI Dikecam

1 Pasien Wafat Saat Libur Lebaran, Kadis Kesehatan DKI Dikecam

Aksi yang dilakukan oleh Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan rakyat khususnya di sektor kesehatan beberapa waktu lalu di Jakarta.
Aksi yang dilakukan oleh Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan rakyat khususnya di sektor kesehatan beberapa waktu lalu di Jakarta.

JAKARTA – Selama libur lebaran Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia DKI sudah memberikan peringatan akan terjadinya penurunan kualitas pelayanan kesehatan di lingkungan kerjanya.

Meski selama libur lebaran 2017 tidak terjadi pemulangan paksa pasien yang dirawat inap oleh petugas RS, namun hal lain yang terkait terhadap pelayanan kesehatan tidaklah luput dalam pengawasan Rekan Indonesia DKI Jakarta.

Tercatat ada kasus yang ditemukan oleh Rekan Indonesia Provinsi DKI selama libur lebaran sejak H-3 sampai H+3. Kasus tersebut adalah meninggal dunianya warga Jakarta Barat (Jakbar) yang lambat mendapat faskes ruang isolasi.

Hal ini disampaikan oleh Martha Tiana Hermawan, sekretaris Rekan Indonesia DKI, Minggu (2/7) sore.

Tian, panggilan akrab Martha Tiana Hermawan menjelaskan tentang kasus pertama yaitu meninggalnya pasien atas nama Kusnadi warga Jakbar di Rumah Sakit (RS) Bunda Suci.

“Jumat, 24 Juni 2017, pukul 18:34 masuk laporan kepada Rekan Indonesia Jakbar bahwa pasien atas nama Kusnadi warga Cengkareng butuh ruang isolasi,” ujar Tian.

Karena itu, lanjut Tian, tim advokasi yang dipimpin langsung oleh Rekan Jakbar langsung menuju ke RS Bunda Suci untuk mengecek kebenaran laporan tersebut. Setelah dilakukan pengecekan dan memang membutuhkan ruang isolasi, maka Rekan Indonesia berkoordinasi dengan pihak RS. Diperoleh keterangan jika pihak RS Bunda Suci sudah berupaya mencarikan ruang isolasi namun selalu dijawab penuh.

Menurut Tian, kasus tersebut langsung diambil alih oleh Rekan Indonesia DKI karena harus dilakukan koordinasi antar kota. Pengurus DKI lantas berkoordinasi dengan Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan DKI dr. Kusmedi lewat whatsapp.

“Namun jawabannya sungguh mengejutkan, Kadis Kesehatan menjawab bahwa pasien tidak dalam kondisi “cito” bisa dirawat di ruang biasa yang diberi alat seperti di ruang isolasi. Padahal saat itu pasien dalam kondisi kritis dimana pasien sudah susah untuk bernafas. Kami tidak mengerti maksud Kadis yang mengatakan pasien tidak dalam kondisi “cito”,” imbuh Tian.

Walaupun Kadis Dinkes kurang merespon, tim advokasi Rekan Indonesia DKI tetap berusaha mendapatkan ruang isolasi untuk pasien Kusnadi tersebut.

Melalui koordinasi dengan Kabid pelayanan Dinkes DKI dr. Tinke, Kabid yankes RSUD Pasar Minggu dr. Jhon Marbun dan Dirut RSUD Pasar Minggu dr. Carolina, setelah 12 jam tim advokasi Rekan Indonesia berkordinasi akhirnya ada ruang isolasi kosong di RSUD Pasar Minggu.

Namun amat disayangkan, takdir berkehendak lain. Pasien Kusnadi tak terselamatkan dan menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 25 Juni 2017 pukul 09:47.

“Kami menyayangkan sikap Kadis Kesehatan DKI yang kurang responsif dalam melayani warga DKI. Kami paham dalam situasi jelang lebaran mungkin Kadis sibuk mempersiapkan lebaran bersama keluarganya namun rasa kemanusiaan seharusnya lebih diutamakan,” sesal Tian.

Sementara itu, menanggapi hal tersebut, Sekretaris Nasional Rekan Indonesia, Ervan Purwanto melalui hubungan telepon selularnya, mengecam keras tindakan kurang responsifnya Kepala Dinkes DKI Jakarta.

“Selama kepemimpinan dr. Kusnadi Dinkes dalam menanggapi keluhan warga lebih mirip RS yang hanya sebatas mematikan api bukan menyelesaikan masalah selayaknya birokrasi di Pemprov DKI yang lebih mengutamakan kemanusiaan,” tegas Ervan.

Ervan juga membandingkan Dinas Kesehatan pada saat dipimpin dr. Dien Emawati, dimana Dinkes lebih mengedepankan rasa kemanusiaan daripada penerapan prosedur birokratif dalam menyelesaikan masalah.

“Kami masih ingat ketika tahun 2012. Saat itu masuk lebaran hari ketiga ada warga yang bayinya keracunan ketuban dan butuh ruang ICU. Saat itu kami bersama almarhumah Menkes Endang, Kadis Kesehatan saat itu dr. Dien dan Kepala Jamkesda dr. Yudhita sampai jam 3 pagi berhasil mencarikan ICU untuk bayi tersebut. Bayangkan di saat kita semua masih merayakan hari raya lebaran, namun Kadis Kesehatan dr. Dien rela mengorbankan waktunya untuk menyelamatkan nyawa warga DKI. Beda dengan kadis kesehatan sekarang yang hampir setiap libur lebaran tidak pernah ada di Jakarta dan tidak responsif terhadap keluhan warga,” kenang Ervan.

Untuk diketahui, berdasarkan pantauan Rekan Indonesia, selama libur lebaran Kadis Kesehatan sama sekali tidak pernah terlihat melakukan kontrol langsung ke RSUD baik daerah maupun kecamatan.

“Ini menunjukan bahwa Kadis kesehatan DKI kurang peka dan tidak bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan DKI. Gubernur Djarot harus memberi teguran keras kepada Kadis Kesehatan DKI yang sudah menodai komitmen Pemprov DKI untuk memberikan pelayanan optimal kepada warga DKI selama libur lebaran,” pungkas Ervan.

(an/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular